Notary's Responsibility for the Deed of Transfer of Customary Heirs Without the Consent of All Heirs
DOI:
https://doi.org/10.62007/joumi.v3i2.479Keywords:
Authentic Deed, Customary Heirs, Legal certainty, NotaryAbstract
Legal certainty is a fundamental principle in every legal act, including in the making of authentic deeds by a notary. In the practice of inheritance based on customary law, such as in the Balinese indigenous people, there is often a transfer of inheritance by the holder of the purusa right without involving all the heirs, which is considered valid according to the customary provisions. However, when the notary pours the transfer into the form of an authentic deed without verifying the consent of all heirs, serious problems arise regarding the guarantee of legal certainty. Authentic deeds that should provide protection and strong evidence actually become vulnerable to lawsuits and lose legal force. This has the potential to violate Article 1320 and Article 1338 of the Civil Code regarding the legal conditions of the agreement, and is contrary to Article 16 paragraph (1) letters a and c of Law Number 2 of 2014 concerning the Notary Position which requires notaries to act carefully and impartially. This study aims to examine the extent to which legal certainty can be maintained in the making of customary inheritance transfer deeds that do not involve all heirs, as well as how the responsibility of notaries in such conditions. The research method used is normative juridical with a regulatory approach and case studies. The results of the study show that legal certainty can only be guaranteed if the notary makes the principle of prudence the main reference, including by ensuring that there are no objections from the right parties. In conclusion, the legal certainty of authentic deeds in the context of customary inheritance is highly dependent on the integrity of the notary in bridging customary law values and positive law in a balanced and objective manner.
References
A. A. I. A. J. Atmaja, Makna Purusa Dan Pradana Dalam Putusan Hakim Mengenai Sengketa Waris Adat Bali. Denpasar: Udayana University Press, 2016.
A. dan Kasmawati, Hukum Adat di Indonesia. Bandar Lampung: Pusaka Media, 2022.
A. Ghofu, Lembaga Kenotariatan Indonesia: Perspektif Hukum dan Etika. Yogyakarta: UII Press, 2009.
A. Mutmainnah, M. R. Hafidz, dan M. R. Bima, “Efektivitas Pelaksanaan Tanggung Jawab Notaris,” Kalabbirang Law J., vol. 2, no. 1, hal. 14–29, 2020.
A. Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya. Jakarta: Sinar Grafika, 2018.
D. Putri, Karina Prasetyo, “No Tanggung Jawab Dan Perlindungan Hukum Bagi Notaris Purna Bakti Terhadap AKta Yang Pernah DIbuat,” Media Neliti J., hal. 19, 2016.
D. Ramadhan dan Ngadino, “Kewenangan Notaris Dalam Pembuatan Akta Yang Berhubungan Dengan Pertanahan,” J. Notarius, vol. 12, no. 2, hal. 686, 2019.
D. Tan, “Metode penelitian hukum: Mengupas dan mengulas metodologi dalam menyelenggarakan penelitian hukum,” Nusant. J. Ilmu Pengetah. Sos., vol. 8, no. 8, hal. 2463–2478, 2021.
E. Hendrako, “Hak Waris Anak Perempuan Terhadap Harta Peninggalan (Studi Kasus Putusan MA RI No. 4766/pdt/1998),” Lex Priv., vol. 3, no. 1, hal. 90, 2015.
E. Perangin, Hukum Waris. Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018.
F. A. Fitri, N. Muftia, I. Trilia, A. H. Munthe, dan R. Ramlan, “Tinjauan Teoritis tentang Asas Legalitas dalam Hukum Pidana Indonesia,” Jimmi J. Ilm. Mhs. Multidisiplin, vol. 1, no. 2, hal. 202–209, 2024.
F. A. Parhusip, W. B. Gultom, M. Y. Pratama, dan S. Hadiningrum, “Akibat Hukum Jual Beli Tanah Warisan Tanpa Persetujuan Ahli Waris,” Eksekusi J. Ilmu Huk. dan Adm. Negara, vol. 2, no. 1, hal. 191–198, 2024.
F. Felicia, N. S. Jeane, A. Puspitasari, dan M. D. Efendi, “Analisis Hukum Adat Dalam Hal Pembagian Harta Warisan,” J. Ilm. Wahana Pendidik., vol. 9, no. 18, hal. 292, 2023.
F. Zulvyanita dan W. Handoko, “Upaya Penyelesaian Pembagian Waris Tanah Menurut Hukum Adat Di Hadapan Notaris,” Notarius, vol. 16, no. 2, hal. 686–700, 2023.
G. Anand, Karakteristik jabatan notaris di Indonesia. Prenada Media, 2018.
I. A. P. S. A. Padmawati dan I. B. S. Putra, “Kesetaraan Gender Ditinjau Dari Perkembangan Hukum Waris Bagi Perempuan Bali,” Vyavahara Duta, vol. 18, no. 2, hal. 13–25, 2023.
I. B. Paramaningrat, I. wayan Parsa, dan I. G. K. Ariawan, “Prinsip Kehati-Hatian Notaris dalam Membuat Akta Autentik,” Acta Com., vol. 1, hal. 59–74, 2018.
Indonesia, “Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28G ayat (1),” vol. 1, no. 1, 1945.
Julius Sembiring, Tanah Negara Edisi Revisi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2016.
L. D. Manangin, M. S. A Nurmala dan N. K. Martam, “Pengalihan Atas Harta Warisan Di Indonesia,” DiH J. Ilmu Huk., hal. 177–189, 2020.
M. Ali, Pembagian Waris Menurut Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
M. O, Perkembangan Hukum Waris: Praktik Penyelesaian Sengketa Pewarisan di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2019.
M. S. Borman, “Kedudukan Notaris Sebagai Pejabat Umum Dalam Perspektf Undang-Undang Jabatan Notaris,” Kedudukan Notar. Sebagai Pejabat Umum Dalam Perspektf Undang. Jab. Notaris, vol. 3, no. 1, hal. 77, 2019.
N. N. Rahmawati, “Budaya Bali dan Kedudukan Perempuan Setelah Menikah (Perspektif Hukum Waris Hindu),” Satya Dharma J. Ilmu Huk., vol. 4, no. 1, hal. 1–17, 2021.
O. A. Putri, “Jurnal Pendidikan dan Konseling,” J. Pendidik. Dan Konseling, vol. 4, no. 20, hal. 1349–1358, 2022.
P. Farahdillah dan D. S. H. Marpaung, “Upaya Penyelesaian Sengketa Jual Beli Tanah Warisan Tanpa Persetujuan Seluruh Ahli Waris Melalui Mediasi,” JUSTITIA J. Ilmu Huk. dan Hum., vol. 9, no. 1, 2022.
P. Markus, Deli, “Analisis Yuridis Kedudukan Hukum Adat Dan Peranan Notaris-Ppat Dalam Proses Pendaftaran Tanah Menurut Undang-Undang Pokok Agraria Di Kota Sorong Papua Barat. Paper Knowledge,” Towar. a Media Hist. Doc., vol. 4, no. 3, hal. 297–304, 2017.
R. Maheresty dan K. Aprilianti, “Hak Anak Perempuan dalam Sistem Pewarisan Pada Masyarakat Adat Bali (Studi di Banjar Tengah Sidorejo Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur),” Pactum Law J., vol. 1, no. 2, hal. 137–144, 2018.
R. Raymond dan B. Djaja, “Wewenang Notaris Dan Tata Cara Dalam Membuat Akta Pernyataan Dan Surat Keterangan Hak Mewaris,” Cakrawala Repos. IMWI, vol. 6, no. 2, hal. 1366–1371, 2023.
S. Aristeus, “Transplantasi Hukum Bisnis di Era Globalisasi: Tantangan bagi Indonesia,” J. Penelit. Huk. JURE, vol. 18, no. 4, hal. 518, 2018.
S. F. D. N. Sari, “Peran Notaris Dalam Proses Pembuatan Akta Pendirian Perseroan Terbatas,” Lex Renaiss., vol. 3, no. 2, hal. 410, 2018.
S. Soekanto dan S. Mamudji, Metodologi Penelitian Hukum Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013.
S. Susanti, D. O. dan A. Efendi, Penelitian Hukum: Legal Research. Jakarta: Sinar Grafika, 2022.
T. J. Notaris, D. Rahmat, T. Yang, M. Esa, dan P. R. Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris, Pasal 16 ayat (1) huruf a dan c. 2014.
U. Anwar et al., Pengantar Ilmu Hukum. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2022.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Davina Malem Peraten Ketaren, Faisal Santiago
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
